Monday 4 July 2016

Kumpulan Film Pendek karya Rian Bungsu

GO - EMAK


CANTING



DIARY KECIL



END OF STORY





Monday 13 July 2015

Ngabuburit bersama Oi Kota Tasikmalaya & Jikun /RIF

kurang lebih 25 anak yatim piatu & musisi pada 14 Juli 2015 pukul 15.30 menghadiri acara Ngabuburit bersama Oi Kota Tasikmalaya di halaman exs DPRD kabupaten Tasikmalaya. selain dimeriahkan oleh Band-band putra daerah, acara ini juga dimeriahkan oleh Percisa Kids dengan membawakan beberapa buah lagu dari albumnya "Shulter of the Sky". yang tidak kalah menarik adalah dengan hadirnya gitaris band papan atas Indonesia, Kang Jikun /RIF. laki-laki gondrong yang bernama lengkap Adji Pamungkas ini sempat berkolaborasi diatas panggung bersama kawan-kawan penghibur lainnya. acara yang bertemakan "Oi Nyaring Danding Pang Geuing" ini diahkiri oleh kultum bersama KH. TB. Miftah Fauzi dilanjutkan dengan santunan dan pembagian takjil gratis. 



Saturday 26 January 2013

Proposal Film "Ben Dera" *ABU PRODUCTIONS*

http://share.pdfonline.com/95789de07827412abfe338c3845564dd/proposal%20film%20Ben%20Dera_abu%20productions.pdf

Tuesday 20 November 2012

“Nu Urang Keur Urang” Film Swasembada Warga Tasik - Screen Below The Wind







Ada pertanyaan menarik pada festival  Screen Below The Wind  yang saya saksikan tadi: “Apa jadinya jika masyarakat desa diajak membuat film?”

Film “Nu Urang Keur Urang” merupakan “proyek keroyokan” warga Mekarwangi Cikatomas dengan Kofita (Komunitas Film Tasik). Dengan durasi yang singkat, 16.14 menit. Cara yang digunakan oleh Kofita cukup unik, mereka hanya berusaha mendorong warga Mekarwangi untuk mendokumentasikan sendiri aktifitassnya dengan menggunaka n handphone untuk mempertahankan potensi sumberdaya alam berbasis masyarakat local. Inilah proses-proses pendidikan yang mampu mempertahankan tradisi mereka agar tidak tercabut dari akar sosial dan budaya yang mereka milik sendiri.

Tentu hasilnya jangan dibandingkan dengan film “Laskar Pelangi” yang meski sama-sama menggunakan warga lokal tetapi didukung oleh peralatan, naskah dan tim produksi yang profesional. Namun ke-amatiran itulah yang membuat film “Nu Urang Keur Urang” jadi menarik. Segala kepolosan dalam setiap adegan membuat film ini mengalir dengan jujur, sesuatu yang sudah langka kita temui akhir-akhir ini bukan?

Kang Wandi, dari Komunitas Film Tasik atau biasa disingkat Kofita yang berbasis di kota Tasik, menjelaskan bahwa dengan film dokumenter ternyata cukup efektif dalam mengedukasi masyarakat Tasik. Film dokumenter selain mengedukasi juga efektif digunakan untuk menggerakan masyarakat terhadap isu yang ingin mereka angkat. Salah satu cara yang ditawarkan Kofita adalah menawarkan cara yang tidak preventif sekalian dalam penanganan masalah sosial. Dan cara ini berhasil. Untuk menggerakan media dalam melakukan charity. Intinya seperti yang diungkapkan Kang Wandi, sejauh ini sarana film dokumenter cukup efektif untuk menjadi media penyampai pesan yang bersifat proaksi kepada masyarakat.
“Nu Urang Keur Urang” adalah bukti bahwa film dokumenter bisa diproduksi oleh siapa saja, sebuah pesan yang memang diangkat oleh Festival Screen Below The Wind ini: mem-booming-kan dokumenter.

Festival Layar di Bawah Angin
Festival Layar di Bawah Angin  (Screen Below The Wind Festival)  adalah ruang pertukaran budaya dan sejarah Asia Tenggara, melalui film dan foto dokumenter. Festival ini tidak hanya untuk peminat dan pelaku film dan foto dokumenter, tapi juga untuk siapapun yang ingin lebih emahami peristiwa yang terjadi di berbagai negara di Asia Tenggara.
Festival ini juga mempertemukan berbagai rekan yang selama ini saling mempengaruhi, yaitu pembuat film & foto dokumenter, publik, pelaku media mainstream dan bisnis melalui  berbagai kegiatan seperti Workshop Film dan Foto Dokumenter, Berbagi Bersama Dokumentarian, Sarasehan Dokumenter Asean.
Festival Layar di Bawah Angin  (Screen Below The Wind Festival)  menyambut kedatangan rekan semua, untuk duduk bersama, saling berbagi untuk memahami realita dengan lebih utuh di dalam suasana yang hangat dan sederhana.

Friday 5 October 2012

FESTIVAL KABARET TASIKAMALAYA TERBUKA






PERSAYARATAN SEBAGAI PESERTA KABARET TASIKMLAYA TERBUKA


A.    Latar Belakang
Menyikapi peranan pemuda dewasa ini terutama di kalangan pelajar sudah sedemikian mengkhawatirkan. Sudah menjadi rahasiah umum prilaku pelajar dewasa ini meresahkan dimana tawuran menjadi tren, narkoba menjadi gaya hidup, pergaulan bebas hal yang dianggap biasa. Prilaku demikian sudah merambah ke daerah. Siapa yang harus disalahkan? Mencari jawaban ini agaknya tidak gampang sebab budaya ketimuran yang sejatinya menjadi filterisasi atau benteng pertahanan moral dewasa ini terkontaminasi, bahkan sudah merangsek ke zona pendidikan formal. Rusaknya moral di atas sedikit besarnya peran kapitalisme dan globalisasi yang kebablasan menjadi akar persoalan degradasi moral di kalangan pemuda tumbuh dan berkembang. Mengerikan memang! Kita tidak bisa memungkiri tayangan-tangan di televisi sangat berpengaruh tehadap gaya hidup generasi muda, celakanya tayangan tersebut jadi bagian dari live style dalam pegaulan di kalangan generasi kita. Kiranya virus inilah yang harus menjadi tred mark di kalangan generasi muda kita. Al hasil genersi muda yang seharusnya menjadi tulang punggung bangsa sekarang malah menjadi penghancur bangsa. Melihat fenomena ini KNPI selaku organisasi formal harus menjadi garda derdepan untuk mengkanter perihal persoalan degradasi moral yang sedang melanda generasi muda khususnya dikalangan para pelajar. Secara sadar atau tidak sadar bahwa generasi muda kita sedang di jajah secara budaya. Dan penjajahan ini lebih bahaya di banding penjajahan secara pisik. Maka solusi alternatif kiranya perlu adanya “perang” budaya, sebab hanya kekuatan budayalah yang akan bisa mengantisipasi persoalan diatas. Hakekatnya budaya  bertujuan untuk menyeimbangkan kemampuan dalam bentuk kegiatan formal dan non formal dengan maksud pembelajaran tentang stabilitas untuk menuju bangsa yang bermartabat. Adannya kegiatan event budaya diantaranya mengarah kepada kreatifitas dan inovasi dalam pengembangan bakat dan minat serta pengembangan khasanah kebudayaan lebih jauhnya membentuk moral, etika dan yang berkembang di masyarakat. Pun sebagai usaha mengembangkan, pemahaman “nilai” dan melestarikan serta  merealisasikan makna budaya secara kodrati untuk  menuju  generasi muda  yang ber-etika dan berbudaya sesuai dengan cita cita bangsa. Disamping itu juga diharapkan dapat digunakan sebagai wahana untuk pengembangan sikap, menghargai budaya serta kemampuan kecakapan hidup lainnya. Peristiwa serupa di harapkan dapat mendorong pembentukan sikap dan pensikapan terhadap memanusiakan manusia yang sesungguhnya. Dan inilah tugas KNPI!.



B.     Persyaratan Pendaftaran

·         SMA/SMK/ sederajat yang ada di wilayah Tasikmalaya dan sekitarnya.
·         Mendapat rekomendari dari sekolah yang bersangkutan.
·         Menyerahkan naskah Kabaret paling lambat pada 24 November 2012  atau pada waktu      Technical Meetring.
·         Naskah yang akan di lombakan Karya sendiri, dengan tema……. Naskah diserahkan kepada panitia pada waktu Technical Meeting.
·         Alokasi waktu untuk pertunjukan panitia menyediakan durasi selama 25 menit, dengan peruntukan sebagai berikut, 5 menit untuk persiapan (pemasangan artistik pentas), 15 menit untuk pentas dan 5 menit untuk pembokaran pentas.
·         Jumlah pemain sebanyak  maksimal 20 Orang termasuk sutradara, penata artistik, dan Crew panggung.
·         Mengikuti technical meeting, sekalian daftar ulang seandainya tidak mengikuti Techincal Meeting kami anggap gugur.
·         Menyertakan tanda pengenal untuk para pendukung kabaret (kartu pelajar) di serahkan pada waktu Technical Meeting.
·         Jika peserta melebihi waktu pertunjukan yang telah ditentukan panitia maka akan didiskualifikasi oleh dewan juri.

C.    Peraturan Peserta Kabaret
Peraturan Peserta kabaret sebagai berikut:
·         Semua peserta memakai tanda peserta yang telah di sediakan panitia.
·         Semua peserta harus hadir pada saat pembukaan dan penutupan.
·         Semua peserta hadir ke gedung pertunjukan selambat-lambatnya 15 menit sebelum lomba dimulai pada setiap harinya.
·         Peserta yang akan tampil harus sudah siap berada di belakang panggung atau di ruang make-up ketika peserta sebelumnya tampil.
·         Setiap kelompok harus menyiapkan crew panggung minimal 3 orang.
·         Setiap peserta yang sudah tampil harus membereskan perlengkapan atau setting panggung setelah pentas selesai.
·         Pemasangan setting atau artistik diberikan kesempatan waktu oleh panitia selama 5 menit pemasangan dan 5 menit pembongkaran.
·         Pembongkaran setting atau artistik diberikan kesempatan waktu oleh panitia selama 5 menit pembongkaran.
·          
·         Untuk peserta luar daerah panitia tidak menyediakan penginapan.
·         Biaya akomondasi, konsumsi selama lomba berlangsung di tanggung peserta lomba.

D.    Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pelaksanaan Festival Kabaret akan dilaksanakan terhitung dari tanggal 25, 26, 27 November 2012. Bertempat di Gedung Kesenian Tasikmalaya Jln. Lingkar dadaha No 10,1/2  Tasikmalaya
E.     Uang  Pendaftaran

    Uang Pendaftaran untuk Festival Kabaret Tasikmalaya Terbuka sebesar Rp 100 000,00
    ( Seratus Ribu Rupiah)

v Tema dan Sipat Naskah  

Adapun tema naskah dalam lomba Kabaret se-Tasikmalaya,mengambil tema “patriotisme, semangat pemuda menuju Indonesia yang damai” yang bersipat Tragedi atau Komedi”.
v Waktu dan Tempat Pendaftaran

-          Pendaftaran di tutup sampai tanggal 24 November 2012
-          Tempat pendaftaran,
·         Sekretariat Komunitas cermin Tasikmayala, Jl. R.A.A Wiratanuningrat. No 29 Tasikmalaya
·         Skretariat KNPI Kabupaten Tasikmalaya,Jl. Pemuda No 2 Tasikmalaya
·         Gedung Kesenian Tasikmalaya, Jl.Lingkar dadaha No.10 ½ Tasikmalaya
v Kejuaraan

Panitia akan menentukan kejuaraan dengan Kreteria sebagai berikut,
·         Juara umum,    ( piala bergilir, dan piagam penghargaan)
·         Juara 1,                        ( Piala Tetap, Piagam dan uang pembinaan Rp. 2.000.000,- )           
·         Juara 2,                        ( Piala Tetap, Piagam dan uang pembinaan Rp. 1.500.000,-)
·         Juara 3,                        ( Piala Tetap, Piagam dan uang pembinaan Rp.    500. 000,-)
·         Harapan 1                    ( Piala Tetap, Piagam)
·         Harapan 2                    ( Piala Tetap, Piagam)
·         Harapan 3                    ( Piala Tetap, Piagam)

Panitia juga memberikan penghargaan khusus diantarannya.

·   Aktor terbaik                           ( Sertifikat )
·   Aktris terbaik                          ( Sertifikat )
·   Naskah terbaik                        ( Sertifikat )
·   Sutradara terbaik                     ( Sertifikat )
·   Penata artistik terbaik             ( Sertifikat )
·   Penata musik terbaik               ( Sertifikat )

v Dewan juri

Dewan juri terdiri dari 3 orang
·         Akademisi (Regoinal)
·         Praktisi seni (Nasional)
·         Birokrasi (unsur pemerintah yang ada hubungannya dengan budaya)
Segala yang sipatnya keputusan juri tidak bisa di ganggu gugat (hak prerogatif dewan juri)


v Lain-lain

-          Untuk peserta luar daerah panitia menyediakan tempat nginap alakadarnya di area gedung pertunjukan atau lobi gedung, apabila berkeinginan di penginapan maka panitia akan membatu menunjukkan atau memberikan informasinya.
-          Akomondasi, konsumsi selama lomba berlangsung di tanggungjawab peserta.

Dwonload Formulirnya disini : http://www.ziddu.com/download/20522521/formulir.docx.html






Thursday 24 May 2012

KOMUNITAS CERMIN TASIKMALAYA (KCT) kembali menggelar Malming (Malam Minggu) Berbudaya dalam refleksi Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) kerjasama dengan Radar TV Tasikmalaya Menampilkan : 1. Kesenian buhun Calung Tarawangsa Dangiang Budaya dari Cibalong Kab. Tasikmalaya Pembicara diskusi: - Agus AW. S.Sen - Aseng Kartijan - Ketua KNPI Kab. Tasikmalaya Waktu : Sabtu, 26 Mei 2011 Jam. 19.00 s/d 23.00 WIB. Tempat : Radar TV Jl. SL. Tobing 99 Kota Tasikmalaya 2. Tari Jaipongan Si Mojang Herang 3. Pembacaan Sajak Sunda penyair Tasikmalaya
- Lendra Dipraja
- Tatang Pahat
- Irvan Mulyadie Bersabda
- Sarabunis Mubarok
- Wit Jabo Dongkrak
- Fery Oi
- Nina Minareli (Laila Katida)
- Vieoletta Estrella

Sunday 22 April 2012

Disporaparbud di wilayah Jabar siap dukung pembuat film di daerah

22 April , 2012 | BisnisJabar.com
BANDUNG (bisnis-jabar.com): Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Kebudayaan (Disporaparbud) di wilayah Jawa Barat mendukung setiap pembuatan film di daerah. Setidaknya Disporaparbud di Kota Tasikmalaya, Kota Sukabumi, dan Kabupaten Majalengka telah melakukan langkah-langkah konkret dalam membantu sineas di daerahnya. Hal tersebut terungkap saat Workshop Produksi Film/Sinetron dengan topik “Penyutradaraan Film Pendek” yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat beberapa waktu yang lalu. Acara tersebut mengundang seluruh perwakilan dinas terkait dan sineas dari seluruh kota/kabupaten di Jawa Barat. Kasi Kebudayaan Disporaparbud Kota Sukabumi Cucu Ruswandi dan Yudi Aminuddin, seorang pembuat film, menunjukkan selama ini telah ada kerja sama yang baik antara pemerintah dan sineas di daerah. “Kami yang ada di daerah akan kesulitan jika tidak bekerja sama dengan dinas terkait. Syukurnya Bapak Cucu ini yang juga orang panggung [teater], sangat membantu kami,” ujar Yudi kepada bisnis-jabar. Yudi menerangkan bahwa di Sukabumi yang notabene tidak memiliki bioskop, dirinya bersama penggiat film lain dan juga dinas terkait berhasil mengaktifkan bioskop rakyat. Bioskop rakyat tersebut dibuka di Gedung Juang’45, Jl.Veteran Sukabumi. “Di Sukabumi kan tidak ada jaringan bioskop 21. Jadi kami buat bioskop rakyat atas bantuan teman- teman dan pemerintah daerah juga. Film saya bisa diputar di sana dan antusiasmenya luar biasa,” ungkap mantan kru serial Keluarga Cemara ini. Dukungan serupa terjadi di Kota Tasikmalaya. Kepala Disporaparbud Kota Tasikmalaya Erik Permana mengungkapkan bahwa pemerintah daerah sangat mendukung produksi film sebagai ekonomi kreatif di daerah. “Di Tasik, para pembuat film ini kami fasilitasi. Gedung kesenian di Tasikmalaya bisa dimanfaatkan oleh para penggiat film. Selain itu karena pasti yang namanya bikin film itu butuh alat, jadi kami sediakan pula alat yang bisa dipinjam para pembuat film di Tasik,” paparnya. Hal tersebut diamini oleh Rian Bungsu, pembuat film asal Tasikmalaya. Dia mengutarakan pihaknya cukup terbantu oleh dukungan yang diberikan pemerintah melalui Disporaparbud Kota Tasik. Kegiatan produksi film dapat terpantau oleh pemerintah daerah karena para pembuat film mau berkordinasi dengan dinas terkait. Hal itulah yang dilakukan oleh para penggiat film di Majalengka. “Sebelumnya kan ada dari Majalengka itu finalis LA Lights Indie. Nah, kita coba kordinasi sama dinas untuk melaksanakan sharing ilmu dari dia [finalis tersebut]. Eh ternyata kerja sama bisa terus lanjut. Kami jadi terus didukung,” ucap Ferga, perwakilan sineas asal Majalengka. Workshop hasil kerja sama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat dan Institut Kesenian Jakarta Jurusan Film ini bermaksud memfasilitasi pelaku industri film di Jawa Barat agar memperoleh ilmu yang dapat diterapkan dalam proses produksi film. Selain itu, menurut Kepala Bidang Kesenian dan Perfilman Disparbud Jabar Agus Hanafiah, workshop tersebut menunjukkan bukti adanya fungsi pemerintah daerah sebagai regulator dan fasilitator. Dia berharap produksi film di daerah terus meningkat secara kuantitas dan kualitas. (m03/ajz) Oleh Abdalah Gifar