Sunday 22 April 2012

Disporaparbud di wilayah Jabar siap dukung pembuat film di daerah

22 April , 2012 | BisnisJabar.com
BANDUNG (bisnis-jabar.com): Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Kebudayaan (Disporaparbud) di wilayah Jawa Barat mendukung setiap pembuatan film di daerah. Setidaknya Disporaparbud di Kota Tasikmalaya, Kota Sukabumi, dan Kabupaten Majalengka telah melakukan langkah-langkah konkret dalam membantu sineas di daerahnya. Hal tersebut terungkap saat Workshop Produksi Film/Sinetron dengan topik “Penyutradaraan Film Pendek” yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat beberapa waktu yang lalu. Acara tersebut mengundang seluruh perwakilan dinas terkait dan sineas dari seluruh kota/kabupaten di Jawa Barat. Kasi Kebudayaan Disporaparbud Kota Sukabumi Cucu Ruswandi dan Yudi Aminuddin, seorang pembuat film, menunjukkan selama ini telah ada kerja sama yang baik antara pemerintah dan sineas di daerah. “Kami yang ada di daerah akan kesulitan jika tidak bekerja sama dengan dinas terkait. Syukurnya Bapak Cucu ini yang juga orang panggung [teater], sangat membantu kami,” ujar Yudi kepada bisnis-jabar. Yudi menerangkan bahwa di Sukabumi yang notabene tidak memiliki bioskop, dirinya bersama penggiat film lain dan juga dinas terkait berhasil mengaktifkan bioskop rakyat. Bioskop rakyat tersebut dibuka di Gedung Juang’45, Jl.Veteran Sukabumi. “Di Sukabumi kan tidak ada jaringan bioskop 21. Jadi kami buat bioskop rakyat atas bantuan teman- teman dan pemerintah daerah juga. Film saya bisa diputar di sana dan antusiasmenya luar biasa,” ungkap mantan kru serial Keluarga Cemara ini. Dukungan serupa terjadi di Kota Tasikmalaya. Kepala Disporaparbud Kota Tasikmalaya Erik Permana mengungkapkan bahwa pemerintah daerah sangat mendukung produksi film sebagai ekonomi kreatif di daerah. “Di Tasik, para pembuat film ini kami fasilitasi. Gedung kesenian di Tasikmalaya bisa dimanfaatkan oleh para penggiat film. Selain itu karena pasti yang namanya bikin film itu butuh alat, jadi kami sediakan pula alat yang bisa dipinjam para pembuat film di Tasik,” paparnya. Hal tersebut diamini oleh Rian Bungsu, pembuat film asal Tasikmalaya. Dia mengutarakan pihaknya cukup terbantu oleh dukungan yang diberikan pemerintah melalui Disporaparbud Kota Tasik. Kegiatan produksi film dapat terpantau oleh pemerintah daerah karena para pembuat film mau berkordinasi dengan dinas terkait. Hal itulah yang dilakukan oleh para penggiat film di Majalengka. “Sebelumnya kan ada dari Majalengka itu finalis LA Lights Indie. Nah, kita coba kordinasi sama dinas untuk melaksanakan sharing ilmu dari dia [finalis tersebut]. Eh ternyata kerja sama bisa terus lanjut. Kami jadi terus didukung,” ucap Ferga, perwakilan sineas asal Majalengka. Workshop hasil kerja sama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat dan Institut Kesenian Jakarta Jurusan Film ini bermaksud memfasilitasi pelaku industri film di Jawa Barat agar memperoleh ilmu yang dapat diterapkan dalam proses produksi film. Selain itu, menurut Kepala Bidang Kesenian dan Perfilman Disparbud Jabar Agus Hanafiah, workshop tersebut menunjukkan bukti adanya fungsi pemerintah daerah sebagai regulator dan fasilitator. Dia berharap produksi film di daerah terus meningkat secara kuantitas dan kualitas. (m03/ajz) Oleh Abdalah Gifar

1 comment:

satu komentar, satu buku bagi saya....